Jumat, 18 Desember 2009

kampung pengundang ular

Kampung Para Pengundang Ular :.
Dark ageAlkisah di sebuah kampung setelah melalui perdebatan seruakhirnya kepala kampung memutuskan ular-ular
diperbolehkan memasuki kampung dengan alasan merekajuga punya hak untuk hidup di tanah-tanah yang berada dilingkungan pemukiman penduduk. Mereka bebas untukhidup di dalam kampung dan memakan tikus-tikus yangbersembunyi di dalam lumbung-lumbung padi para petani.Alhasil argumen para penentang bahwa ular-ular itu sangatmembahayakan bagi orang-orang kampung, terutama bagianak-anak dibawah umur yang belum mengerti begituberbahaya-nya bisa ular--- ditolak--- karena dianggapmengada-ada. Lebih baik setiap keluarga mendidik anak-anak mereka agar berhati-hati bila bermain di tempat-tempatyang sering disambangi ular daripada mengekang kebebasanpara ular.“Bukan saatnya lagi main larang-larangan. Sekarang bukanjaman kuda gigit besi. Setiap orang bebas melakukan apa sajasepanjang tidak merugikan orang lain. Bukan masanya lagikampung mengurusi urusan pribadi penduduknya. Andaboleh menyukai ular atau membencinya. Namun anda harusbersedia menerima kehadiran ular disekitar kita. Bentengikeluarga anda dengan pengetahuan tentang ular sehinggatidak akan menjadi korban gigitan ular"."Omong kosong kalau ular itu berbahaya. Lebih berbahaya orang-orang yang suka mencuri beras dari lumbung petani. Lebih berbahaya hama-hama yang menyerang tanaman padi. Lebih berbahaya orang yang sengaja memberi pinjaman berbunga tinggi pada petani untuk mengambil alih kepemilikan sawah. Bereskan hal-hal tersebut terlebih dahulu sebelum teriak-teriak menentang kehadiran ular”. Begitulah ketua kampung berorasi pada saat acara pengguntingan pita yang manandai hadirnya para ular.^_^Pada awalnya penduduk kampung sangat senang denganhadirnya ular-ular di rumah mereka. Tikus-tikus di lumbungpadi habis disantap binatang melata tersebut. Demikian jugadapur-dapur penduduk terbebas dari gangguan tikus dimalamhari. Tidur mereka juga lebih nyenyak karena tak ada lagibunyi berisik para tikus bekejar-kejaran di plafon rumah.Para ular membuat tikus stress karena dikejar-kejar sampaike liang-liang rahasia di saluran pembuangan air sehinggamereka terpaksa menenangkan diri dengan mengungsi kehutan-hutan. Saking semangatnya para ular, burung-burungyang suka menyantap gabah yang sedang dijemur petani-punjauh berkurang karena dijadikan semacam menu pendampingtikus.Sampai suatu hari seorang bayi tewas digigit ular weling saatditinggal ibunya menyabit rumput di kebun. Kontanterjadilah perdebatan seru antar pendukung dan penentangkehadiran ular. Kali ini para pendukung ular kembalimemenangkan pemungutan suara di Balai Kampung setelahsukses menyalahkan si Ibu yang meletakkan bayi -nya secarasembarangan di bawah pohon kelapa. “Seharusnya bayi diletakkan di dalam rumah bukan ditaruh-taruh di halaman. Bukan hanya ular yang membahayakan. Bisa saja si bayi dimakan anjing atau kucing bahkan bisa mati karena kejatuhan kelapa” begitulah kata-kata pamungkas yang mampu meyakinkan para tokoh kampung untuk kembalimendukung keberadaan ular.Bulan-bulan berikutnya korban-korban kembali berjatuhan.Ada anak yang digigit ular saat memanjat pohon mangga.Beberapa ibu-ibu juga digigit ular saat sedangmembersihkan kebun dari ilalang. Yang paling tragis adalahperistiwa seorang bayi yang ditelan bulat-bulat seekor ularsanca raksasa saat ditinggal ibunya mencuci di sungai. Untuk peristiwa terakhir ini si Ibu disalahkan karena meninggalkan bayi di tepi sungai yang dianggap berbahaya. Si bayi bisa tewas karena hanyut. Lagipula mencuci di sungai adalah kegiatan yang sudah dinyatakan terlarang sejak beberapatahun silam. Pendeknya pendukung kebebasan ular kembalimeraih kemenangan. Bahkan si ibu yang malang dihukumdenda karena melakukan kelalaian yang menyebabkankematian anaknya.^_^Namun semuanya berubah 180 derajad setelah anak tunggalkepala kampung tewas digigit ular saat menendang-nendangkepala seekor cobra. Selama berhari-hari kepala kampungtermenung menyesali peristiwa yang menimpanya.Bagaimana mungkin anak yang setiap hari diberitahu untuktidak bermain-main dengan ular telah melanggarlarangannya. Hanya karena si anak penasaran setiap harimelihat di halaman rumahnya berkeliaran seekor kobra yangkepalanya bisa berdiri dan mengembang. Larangan yangdiberikannya, kalah oleh rasa ingin tahu yang menguasaianaknya.Barangsiapa mengundang ular ke dalam rumahuntuk memangsa tikus-tikus pemakan beras,dia juga harus rela bila si ular menggigit mati anaknya.Karena anak suka bermain danular suka menggigit bila dipermainkan.Itu adalah sifat alami kedua makhluk ciptaan Tuhan.Seminggu setelah kematian anaknya --- setiap hari ketuakampung berkelana dari rumah ke rumah. Berdiri di depanpintu sambil meneriakkan kata-kata tersebut. Sepuluh tahunlamanya si ketua berkelana dari kampung ke kampung, darikota ke kota untuk meneriakkan puisinya. Tak banyak orangyang tahu maksud puisi tersebut sampai berita tewasnya anaksi ketua tersebar luas ke seluruh negeri. Kini orang menjadisadar bahwa si ketua ingin menebus kesalahannya denganmengajarkan pengalaman pahit yang menimpa dirinya.Penyair dari kampung pengundang ular adalah julukan yangdiberikan oleh orang-orang di seluruh penjuru negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar